Thursday, July 18, 2019

Gimana sih bau upil?



Semoga kalian nggak pada ilfil saat baca tulisan ini. Dan saran gue, kalau kamu lagi makan sebaiknya jangan sambil baca tulisan ini deh. Jangan tanya kenapa. Kalau lagi makan, POKOKNYA JANGAN!!!

Dan perlu kalian ketahui, bahwa pada saat gue menulis ini, gue dalam keadaan sadar, tanpa paksaan, apalagi tekanan... tekanan... tekanan... tekanan... tekanan... dan tekanan... tekanan... tekanan... tekanan manis e... Njir malah nyanyi...

Kita mungkin tau bahwa kabarnya upil itu rasanya asin. Dan herannya tanpa diragukan bahkan tanpa dilakukan uji coba lagi, semua orang pasti udah pada sepakat kalau upil itu rasanya asin. Iya nggak sih? Padahal kan belum tentu juga. Mayoritas orang itu cuma mengiyakan opini massa, gara-gara banyak yang bilang upil itu rasanya asin ya udah, ngikut aja, tanpa mau membuktikannya sendiri. Padahal pembuktian itu penting lho... Orang yang namanya jari manis aja setelah gue jilat rasanya nggak manis-manis amat, malah cenderung rasanya asin asin gimana gitu... orang jari manisnya abis gue pake buat ngupil. Hahaha...

Tapi entah apapun motivasinya, sudah seharusnya kita beri penghargaan tertinggi kepada orang yang paling iseng sedunia, iya.. siapa lagi orang yang paling iseng sedunia kalau bukan orang yang pertama kali udah nyicipin upil. Berkat jasanya, sekarang kita jadi nggak perlu lagi repot-repot buat nyicipin upil  agar bisa tau bagaimana rasanya kan? Hahaha...

Untungnya, upil itu rasanya asin, bukan manis. Kebayang nggak kalau upil itu rasanya manis? Akan betapa repotnya kalau kita harus sering-sering ngeluarin semut dari dalam lubang hidung kita. Ya iyalah, kalau upil itu manis, hidung kita pasti bakal sering disemutin. Bener nggak?

Ngomong-ngomong tentang upil yang katanya rasanya asin, kalian pernah nggak sih kepikiran rasa asin pada upil itu asalnya dari mana? Dari keringat hidung? Kayaknya bukan deh... Nggak mungkin juga kita sengaja naburin garem ke lubang hidung kan? Kalaupun ada gue rasa orang yang kaya gitu isengnya melebihi isengnya orang yang udah nyicipin rasa upil tadi.

Tapi kalau kita telaah dari asal-usulnya, upil merupakan kotoran yang berasal dari akumulasi debu dari udara yang nggak sengaja kita hirup yang tersaring oleh bulu-bulu yang ada di dalam hidung kita. Debu-debu itulah yang lama-kelamaan menggumpal dan pada akhirnya terbentuk menjadi upil. Kalau boleh gue simpulkan: upil itu rasanya asin, dan upil berasal dari debu. Jadi apakah itu artinya debu itu rasanya asin?

Well, sebenernya dari tadi udah ngomong panjang lebar sayangnya bukan itu yang bikin gue resah dan muncul ide buat bikin tulisan ini. Tapi yang bikin gue bingung sampai sekarang adalah : Gimana sih bau upil?

Seperti yang kita tau, hampir semua benda yang ada di muka bumi ini, khususnya yang berkategori kotoran yang keluar dari tubuh kita memiliki ciri-ciri bau yang khas dan cukup menyengat. Tapi nyatanya sampai sekarang gue masih nggak pernah bisa mendeskripsikan dengan kata-kata bau upil itu seperti apa.

Termotivasi dari si penemu rasa upil, gue sebenernya pengen melakukan sebuah penelitian untuk bisa mengetahui bagaimana bau upil. Siapa tau gue bisa dapet Penghargaan Nobel gara-gara udah menemukan bau upil... Ya kan? Namun sayangnya, nggak tau kenapa pada akhirnya gue selalu gagal dan gagal lagi... padahal baru niat...

Terakhir, satu hal yang menurut gue aneh dan ajaib, keberadaan upil itu kan berdomisili di dalam lubang hidung yang notabene adalah pusat indera penciuman kita, tapi entah kenapa baunya nggak pernah bisa tercium dan terdeteksi oleh kita ya? Misterius banget nggak tuh upil?

Tuesday, May 08, 2018

Anyang-anyangan apa penyebabnya? Dan bagaimana cara mengatasinya?


Terima kasih sudah bertanya tentang apa penyebab anyang-anyangan dan bagaimana cara mengatasinya.

Anyang-anyangan adalah keadaan di mana seseorang lebih sering merasa ingin buang air kecil dari pada biasanya dengan volume sedikit demi sedikit atau bahkan tidak keluar sama sekali. Anyang-anyangan biasanya disertai dengan rasa nyeri atau perih di sekitar kemih pada saat buang air kecil.

Anyang-anyangan sendiri umumnya disebabkan oleh dua hal, yaitu: karena dehidrasi atau kekurangan asupan cairan dan juga infeksi. Namun pada kasus lain, anyang-anyangan bisa juga disebabkan karena posisi tertentu pada saat berhubungan intim atau bisa juga disebabkan oleh bakteri E coli yang berada di sekitar anus masuk ke saluran kemih karena cara membersihkan atau membasuh vagina yang tidak benar.

Kebanyakan orang yang menderita anyang-anyangan lebih memilih untuk menahan rasa ingin buang air kecilnya. Sebab, pada saat dikeluarkan, biasanya menimbulkan rasa sakit di sekitar panggul jika terjadi pada wanita, dan nyeri pada daerah sekitar anus jika terjadi pada pria.

Saran dokter sih, jika sudah mendesak hasrat ingin buang air kecil, hendaknya jangan DITAHAN. Kasihan... Karena belum tentu air pipis yang jadi tersangkanya. Jadi sebaiknya cukup diselesaikan dengan cara kekeluargaan saja.

Terima kasih. Semoga bermanfaat.

Friday, September 29, 2017

Namanya Kelamin, Bukan Kelaplus

Gue sebenernya nggak ada masalah dengan bentuk dan jenis kelamin, hanya saja gue sedikit merasa aneh dengan istilah-istilah yang sering digunakan buat nyebutin 'alat kelamin' pada seseorang, baik itu buat kelamin cowok maupun kelamin cewek. Gue yakin di antara kalian udah nggak asing lagi dengan orang yang suka mengganti istilah untuk menyebutkan alat kelamin dengan sebutan 'anunya' atau 'itunya', well... kalo menurut gue sih ini masih masuk dalam kategori wajar, tapi kalo udah menggantinya dengan nama-nama makanan, seperti : pisang, terong, tongkol buat cowok, apem, tempe, duren, dll (dan lainnya lupa) buat nyebutin alat kelamin cewek, ini sih udah kurang ajar namanya. Gimana nggak kurang ajar coba kalo nama-nama yang orang tua kita dulu kenalkan sejak kecil sebagai nama-nama makanan mendadak setelah kita gede berubah fungsi buat nyebutin alat kelamin? Lagian tempe macam apa coba yang kadang-kadang dibungkus pake pembalut? 

Ngomong-ngomong masalah pembalut, gue merasa beruntung karena pembalut diciptakan cuma buat kaum cewek. Nggak kebayang seandainya cowok juga dianjurkan buat pake pembalut ketika mimpi basah, kita mungkin bakal mengalami kesulitan buat ngebedain mana punya kita dan mana hot dog (sosis yang dijepit sama roti). Bedanya cuma terletak diwarna sausnya doang sih.
Hot Dog
Okeh, kita balik lagi ke topik. Gue sering banget nemuin orang-orang yang nyebutin alat kelamin dengan nama-nama jenis binatang, biasanya sih buat cowok diganti dengan istilah burung. Yah meskipun dia bertelor dan berbulu, tapi mana ada sih burung yang paruhnya tumpul gitu? Hmm... kalo buat punya cowok itu burung, terus kalo buat punya cewek namanya pemakan burung gitu? Soalnya gue belum pernah mendengar orang yang mengganti istilah kelamin cewek dengan nama binatang.

Dan istilah yang menurut gue nggak masuk akal adalah kemaluan. Yang jadi pertanyaan gue adalah : kenapa mesti disebut dengan kemaluan? Kenapa sih kita nggak menyebutnya dengan sebutan kebanggaan, keberanian atau apa gitu? Memang seberapa hina dan nista bentuknya kah sehingga kita harus menyebutnya dengan sebutan kemaluan? Hmm... atau mungkin disebut kemaluan jangan-jangan karena letaknya yang selalu ngumpet dan cenderung sering kita tutup-tutupi? Atau mungkin jangan-jangan karena ulah benda tersebut yang kadang-kadang nggak terkendali sehingga bikin malu yang punya? Entahlah. Tapi masa sih nggak ada satu pun orang yang bangga dengan alat kelaminnya? Kalaupun kita merasa malu dengan kelamin yang kita punya, kita masih bisa kok membangga-banggakannya, kan kita masih bisa bilang "Kemaluanku adalah kebanggaanku"?


Nah yang terakhir, ini yang paling absurd menurut gue, menyebut alat kelamin dengan panggilan nama orang, misal : si Otong, si Imin, atau mungkin nama panggilan yang lebih keren seperti Mr. P (Mister Penis). Nama yang terakhir gue sebutin tadi adalah nama panggilan yang sangat kebule-bulean, bahkan lebih bule dari nama yang gue punya berdasarkan akte kelahiran. Menurut gue ini nggak ada pantes-pantesnya. Coba deh lo perhatiin dengan seksama punya kalian masing-masing, apakah mereka tampak seperti kebule-bulean? Tinggi besar, putih dan berambut pirang? Nggak kan? Kalo yang gue liat sih mereka sama sekali nggak keliatan bule-bulenya, malah justru lebih keliatan kenegro-negroan gitu, udah item, kecil, keriting lagi rambutnya.

O iya, by the way kalian pernah nggak nonton film "Namaku Dick" yang diperanin sama Tora Sudiro. Dalam film tersebut ceritanya si Bama (Tora Sudiro) dikutuk sama mantan kekasihnya yang pernah disakiti sehingga kelamin yang dia miliki bisa ngomong. Gue sih curiga, jangan-jangan jaman dahulu kala, ada pasangan selingkuh cowok sama cewek yang nggak sadar kalo ternyata kelamin yang mereka miliki itu dikutuk sama pasangan mereka masing-masing jadi bisa ngomong. Pada suatu hari pas mereka lagi ML, biar aman kebetulan 'itunya' yang cowok dipakein kondom. Ditengah-tengah mereka sedang ML, tiba-tiba kondom yang dipake sama si cowok tadi bocor, dan mendadak 'itunya' si cewek jadi panik dan seraya berteriak dengan logat kebule-bulean yang kental "Kok basyahh? bochor ya? Bochoorrr... Bochoorrr...". Nah, dari situlah sebabnya kenapa kelamin manusia dipanggil dengan nama yang kebule-bulean, yaitu Mr. P (Tuan Penis) sama Mrs V (Nyonya Vagina). :D

Thursday, August 11, 2016

Fungsi Puting Cowok?


Ada satu pertanyan yang sampai detik ini masih belum gue temukan jawaban yang bisa bikin gue ngangguk setuju, yaitu :  

Fungsi puting cowok itu sebenernya buat apa sih?
Sebelumnya gue minta maaf kalo pertanyaan gue ini sangat sensitif bagi kalian yang lebih banyak tau soal agama maupun soal moral. Maaf, ini bukanlah tentang bersyukur atau tidaknya gue atas nikmat karunia yang sudah Tuhan berikan, bukan juga tentang bermoral atau tidaknya gue. Ini hanyalah sekedar bentuk rasa penasaran gue yang gue coba tuangkan lewat tulisan, bisa jadi penasaran yang gue rasakan ini menjadi rasa penasaran yang sama yang dialami oleh orang-orang di luar sana yang lebih memilih diam karena menganggap hal ini sebagai bahasan yang tabu.

Gue tau bahwa setiap apa yang diciptakan oleh Tuhan tidak ada yang sia-sia sekalipun itu sebutir debu. Apa yang gue tulis di sini adalah murni sebuah pertanyaan yang sampai saat ini belum gue temukan jawabannya secara logis. Gue tahu dan bisa gue pahami fungsi dari berbagai macam organ tubuh yang ada pada manusia, mulai mata, tangan, kaki, jantung, bahkan sampai fungsi bulu kemaluan, kecuali satu : Fungsi puting cowok itu buat apa?.

Seperti yang kita tau, dengan bentuk dan design sedemikian rupa, puting cewek jauh lebih banyak memiliki faedah. Salah satu kegunaan utama puting cewek yang gue tau adalah untuk menyusui (laktasi) anaknya berikut juga bapaknya. Haha. Namun hal ini berbeda dengan cowok, puting cowok yang lebih tampak menyerupai dua kutil simetris yang menempel di dada ini, buat diemut aja susah, apalagi buat netein. Belum lagi, pada umumnya di sekitar puting cowok dewasa itu sering tumbuh rambut halus yang tumbuh seperti niat nggak niat. Masih minat buat nenen di cowok?

Kalo buat cewek okelah, secara visual memang bentuk tetek tertentu mungkin bisa membuat lawan jenis menjadi tergoda (dibaca: terangsang). Tapi buat cowok? Sampai sekarang gue belum pernah mendengar sejarahnya seorang cowok menjadi idola oleh kaum cewek gara-gara bentuk teteknya yang bagus.

Berdasarkan artikel yang pernah gue baca, ada memang yang menyebutkan bahwa fungsi puting cowok itu sebenarnya memiliki fungsi yang sama dengan salah satu fungsi puting pada cewek, yaitu sebagai zona erotis atau zona sensitif seksual. Ya bagi cowok lain bisa jadi sih... tapi jujur, kalo gue sendiri sih boro-boro libido meningkat, yang ada malah jadi pengen nabok orang yang menjamah tetek gue, apalagi kalo yang jamah cowok.

Dalam artikel yang berbeda, gue juga menemukan sebuah tulisan tentang kiat-kiat untuk membuat puting cowok jadi gede dan menonjol? WTF... Pertanyaan gue : Tujuanya buat apa coba seorang cowok berusaha buat gede-gedein puting teteknya? Buat netein pasangan homonya?

Daripada pikiran nakal gue makin menjalar kemana-mana mending gue akhiri saja tulisan ini. Kalo kebetulan kamu punya pendapat berbeda atau mungkin sanggahan tentang tulisan gue ini, silahkan tulis di kolom komentar Facebook Page Konsultasi Dokter Omet, mungkin kita bisa berdiskusi di sana.

Thanks.

Thursday, January 07, 2016

Mandi


Mandi, merupakan kegiatan rutin yang orang normal lakukan setiap hari. Biasanya, mandi dilakukan 2 kali dalam sehari. Jika dilakukan lebih dari 2 kali, maka masih masuk dalam kategori normal, tapi jika dilakukan kurang dari 2 kali oleh orang yang sehat, entah mengapa biasanya akan dianggap sebagai tidak normal.

Mandi menjadi salah satu dari sekian banyak aktifitas manusia normal yang dihafal di luar kepala. Agak lucu juga sih kalo tiba-tiba kita lupa caranya mandi atau ada penerbit yang menjual buku panduan untuk melakukan mandi yang baik dan benar. Ya kali, masa sih di dunia ini masih ada orang dewasa yang masih bingung tetang tata cara mandi untuk dirinya sendiri? Kecuali mandi wajib sih.

Sejak kecil kita sudah dididik lewat lagu yang berjudul "Bangun Tidur". Pesan moral lagu tersebut, hal pertama yang dianjurkan untuk dilakukan setelah bangun dari tidur adalah mandi. Padahal saya biasanya kalo bangun tidur yang pertama kali dilakukan adalah melek. Jadi jangan salahin kalo saya bangun tidur terus mandi, tapi matanya masih merem.

Jujur, mandi terkadang menjadi hal yang paling malas untuk saya lakukan, terutama di pagi hari dan di saat cuaca sedang dingin. Entah kenapa saya berpikiran bahwa pagi dan cuaca dingin bukanlah saat yang tepat untuk melakukan aktifitas mandi. Akhirnya saya menemukan solusi agar tetap mandi meskipun dalam cuaca dingin.

Pertama, dengan cara tayamum.
Kedua, mandi bola.
Ketiga, mandi pake jaket.

Selain pagi dan udara dingin, banyak alasan yang kurang masuk akal yang sering dipake orang-orang untuk tidak melakukan kegiatan mandi. Entah mengapa nggak sedikit orang yang berpikiran buat apa mandi? Toh nanti juga bakalan kotor lagi. Atau ngapain sih mandi? Toh nggak punya pacar, nggak mau kemana-mana, dan nggak ada yang nanyain juga 'Udah mandi atau belum?'. Well, saya kasih tau ya. Mandi itu menjadi bagian penting dalam keseharian kita. Mandi merupakan hal yang wajib kita lakukan setiap hari selagi tidak sedang menderita sakit. Bahkan saat ini banyak kok orang yang menjadikan kegiatan mandi sebagai sebuah hobi, terbukti banyak orang yang iseng-iseng mandi cuma buat mengisi waktu luang.


Banyak manfaat bagi tubuh yang bisa didapatkan jika kita rajin mandi. Salah satunya adalah kebersihan. Yap, orang yang rajin mandi tentu badan kita akan menjadi bersih, di mana semua orang tau bahwa kebersihan adalah pangkal dari kesehatan. Meskipun saya sendiri masih agak sedikit ragu setiap kali saya perhatiin orang gila. Orang gila pada umumnya tampak dekil, lusuh serta rambut dengan gaya yang acak-acakan. Dari situ jelas orang gila kebanyakan pasti jarang sekali mandi, bahkan mungkin bisa jadi malah tidak pernah mandi sama sekali setelah dia divonis gila. Dan yang bikin saya bingung, meskipun orang gila jarang dan mungkin tidak pernah mandi, saya nggak pernah menemukan orang gila yang sakit dan diperiksa ke dokter umum. Terlepas dari itu semua, akhirnya saya memilih apapun yang terjadi (kecuali nggak ada air) lebih baik mandi sebelum memulai aktifitas sehari-hari.

Buat kamu yang lagi nggak sakit dan nggak lagi sibuk, sudahkah kamu mandi hari ini?

Monday, August 03, 2015

Buang Air Besar (BAB)


Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang kaya, kata ganti untuk poop aja bisa bermacam-macam, mulai dari buang air besar, berak, boker, beol, e'ek, dsb. Dan semua kata tersebut bisa kamu pake buat nyebutin aktifitas mengeluarkan feces yang biasa kamu lakukan di dalam toilet. Khusus buat kata e'ek sendiri, saya sendiri masih bingung, sebenernya e'ek itu kerja atau kata benda sih? Tapi ah sudahlah...

Langsung to the point aja...

Entah siapa yang pertama kali menggunakan istilah Buang Air Besar (BAB). Sampai saat ini penggunaan istilah tersebut sudah melekat pada penggunaan masyarakat dalam sehari-hari. Sepintas mungkin tidak ada yang aneh. Namun, pernahkah kalian mencoba mengartikannya secara terurai kata perkata dari istilah Buang Air Besar?

Menurut Wikipedia :
Buang Air Besar (biasanya disingkat menjadi BAB) atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem pencernaan mahkluk hidup.
Dari definisi di atas, tidak ada satupun kata yang menyebutkan baik secara tersurat maupun tersirat bentuk benda cair. Di situ hanya disebutkan padat (sangat penuh hingga tidak berongga; padu; mampat) atau setengah-padat (seperdua; separuh/belum padat). Sampai sini, jelas sekali bukan bahwa benda padat tentu sangat berbeda dengan benda cair, sedangkan benda setengah padat tentu belum termasuk kategori benda cair.

Oke... coba kita telaah menurut KKBI

Buang : v lempar; lepaskan; keluarkan;
Air :  n cairan jernih tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau yg terdapat dan diperlukan dl kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan yg secara kimiawi mengandung hidrogen dan oksigen;
Besar : a lebih dr ukuran sedang; lawan dr kecil:

Jadi kesimpulannya penggunaan istilah BAB (Buang Air Besar) itu kurang tepat aja sih, bukankah yang sebenernya yang dibuang itu benda padat, bukan benda cair... Kecuali kalo emang lagi mencret.

Dalam dunia medis, istilah buang air pun cukup sering digunakan. Dan hal ini pernah membuat saya merasa ambigu. Ada 2 kemungkinan yang saya simpulkan dari seseorang yang sedang mengalami buang-buang air :
  • Maksud yang pertama, orang tersebut buang kotoran encer (mencret) lebih sering dari biasanya, atau
  • Maksud yang kedua, mungkin orang tersebut tengah mengalami gangguan kejiwaan yang membuat orang tersebut jadi suka menguras bak mandi atau alat penampungan air lainnya sampai airnya habis.

Ah, sudahlah...

Pada intinya saya nggak ngelarang penggunaan istilah Buang Air Besar (BAB). Mau dipake terus ya silahkan, mau diganti jadi Buang Padat Besar (BPB) juga silahkan :)

Thursday, January 23, 2014

Tukang Pijit

Tukang Pijit

Kalian pernah iseng perhatiin tukang pijit nggak sih? Tukang pijit ada ijazahnya segala lho. Kebayang nggak tuh pas mereka lulusan? Tradisi corat-coret pake piloknya pasti diganti pake kerikan. Kebayang juga nggak pas mereka ujian praktek kelulusan? Mereka dikumpulin di sebuah ruangan, terus dipanggilin satu-satu sama pengawas buat praktek mijit. Pernah kepikiran nggak tuh? Terus terang, gue sih masih agak geli kalo berpikir ke arah sana.

Gue juga pernah punya pengalaman kurang enak dengan tukang pijit. Dari situ gue jadi paham akan satu hal, bahwa ‘Nggak selamanya sesuatu yang bernilai plus itu baik’. Tukang pijit plus-plus misalnya. Meskipun plusnya double, tapi tetep bayarnya mahal. Selain itu gue juga pernah kesel sama tukang pijit tradisional. Apalagi sama tukang pijit tradisional yang kalo mijit pake balsem, itu sebenernya dipijit biar jadi sembuh apa biar jadi mummy coba?

By the way, selain dibilang cool atau keren, pernah nggak sih kalian pas pake kacamata hitam tiba-tiba ada temen nyeletuk, kayak tukang urut? Yup, bukan hal baru lagi kalo hubungan tukang pijit sama kacamata hitam itu kaya hubungan ikan sama air, semut sama gula, kutu sama kupret. Eh...

Jadi sebenernya untuk memilih tukang pijit juga nggak boleh sembarangan lho... Biasanya sih yang tuna netra (buta) dan berkacamata hitam, biasanya ampuh sekali pijitannya. Makanya, sebelum dipijit, kalo pengen cepet sembuh, pastikan dulu kalo tukang pijitnya itu benar-benar tuna netra, kalo perlu mending sebelum memijit, kita bawa dulu dia ke dokter mata biar ketauan dia buta beneran apa nggak. Kalo nggak buta, ya itu berarti tugas lo buat butain dia. Haha.

Meskipun banyak tukang pijit yang tunanetra (buta), nggak seharusnya tukang pijit itu selalu kita pandang sebelah mata. Satu hal yang perlu kalian ketahui, ternyata tukang pijit juga udah menginspirasi lagu anak-anak. Kalo nggak salah lagunya kaya gini :

♪ Pijit-pijit semut… Siapa sakit naik diatas… Pijit-pijit semut walau sakit Jangan dilepas… ♪. 

Tapi gue kadang masih suka ketuker sama lagu lain. Eh jadinya malah begini :

♪Pijit-pijit semut mut… Gembelengan… Nyunggi-nyunggi semut mut… Gembelengan…♪ 

Yah, itulah tadi sedikit cerita gue tentang profesi yang kadang menjadi saingan berat dokter. Kapan-kapan kita sambung lagi yah.