Friday, August 19, 2016

Gimana kita menanggapi fenomena "pengemis" yang ada di sekitar kita, mengingat pengemis itu katanya sekarang adalah pekerjaan yang penghasilannya lumayan menjanjikan.

Dan setau saya, agama islam melarang seseorang untuk meminta-minta atau mengemis. Kalo kita aja masih suka ngasih ke pengemis, gimana para peminta-minta ini akan hilang. Dengan selalu ngasih uang ke pengemis sama aja kita meningkatkan penghasilan dia, ketika penghasilannya terus meningkat, tentu saja akan mengantarkan dia pada zona yang lebih nyaman (mungkin perlu ditekankan pada kasus pengemis dadakan yang tiap bulan puasa menjamur di mana aja kapan aja)
Jawaban :
Ok, sebelum menanggapi pertanyaan Anda. Ada beberapa hal yang ingin saya luruskan:

Pertama, mengemis itu bukanlah kegiatan yang cocok untuk seorang pemalas.
Banyak orang yang beranggapan bahwa mengemis adalah pekerjaan seorang pemalas, tampaknya anggapan ini adalah salah. Mengemis bukanlah pekerjaan orang yang malas. Bisa dilihat dari beberapa orang pengemis yang rela berkeliling dari satu tempat ke tempat lain hingga jarak berkilo-kilo meter, berkali-kali naik turun kendaraan umum, bahkan tidak sedikit yang rela berpanas-panasan di tepi jalan hanya untuk meminta-minta, bukankah tidak semua orang mau dan rela melakukan hal yang demikian? Membayangkannya saja keliatannya sudah cukup bikin malas bukan?

Kedua, pengemis bukan merupakan sebuah profesi.
Pengemis seolah-olah telah menjadi sebuah profesi alternatif. Meskipun dari hasil mengemis mereka bisa memperoleh materi yang lebih dari cukup. Perlu diketahui bahwa sekarang mengemis bukanlah sebuah pekerjaan, melainkan merupakan sebuah hobi, hobi yang menghasilkan. Setuju?

Dari pengamatan saya, sedikitnya ada 3 hal yang melatar belakangi seseorang untuk menjadi pengemis, diantaranya :
1. Karena malas bekerja dan lebih suka meminta.
2. Karena kondisi, mungkin sudah berusaha mencari kerja tapi belum dapat atau hasilnya tidak mencukupi.
3. Karena memang itu adalah pilihan terakhir, mungkin sudah uzur atau menyandang disabilitas.


Untuk alasan yang nomer 1 jelas tidak perlu dikasihani, sedangkan untuk yang nomer 2 dan 3 memang perlu dikasihani dan dibantu.
 
Seiring dengan perkembangan jaman, pengemis jaman dulu sangat jauh berbeda dengan pengemis yang ada di jaman sekarang. Pengemis jaman dulu identik dengan orang yang sudah tua, menyandang disabilitas, dan tidak punya apa-apa dan siapa-siapa lagi, intinya dia terpaksa menjadi pengemis karena memang sebagai tuntutan hidup. Kalo dia tidak mengemis maka dia tidak akan bisa hidup. 

Bandingkan dengan pengemis jaman sekarang yang lebih modern. Mereka lebih terorganisir. Ada sebuah wadah yang khusus untuk menampung para pengemis, mereka dipekerjakan untuk meminta-minta, hasilnya diambil oleh orang yang menjadi koordinator mereka. Meskipun demikian, tidak semua pengemis terorganisir, ada juga yang mengemis secara personal untuk dirinya sendiri.

Dalam agama Islam memang telah dijelaskan bahwa "Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah". Hadits tersebut memang bukan sebuah bentuk larangan, tapi merupakan sebuah anjuran bahwa meminta-meminta adalah perbuatan yang kurang baik.

Menjelang bulan Hari Raya Idul Fitri keberadaan pengemis akan semakin meningkat, sebab pengemis memanfaatkan momen Ramadhan, di mana umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak sedekah yang mana kita tau pahalanya  akan sangat berlipat ganda dibandingkan dengan bulan-bulan biasa. Jadi ketika memasuki bulan Ramadhan, si pemberi sedekah dan si peminta-minta terkesan semacam dua hal yang saling mebutuhkan, si pemberi sedekah membutuhkan orang yang menerima sedekah (pengemis), sedangkan pengemis tentu saja tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas tersebut. Bukan begitu?

Dan di luar fenonema meningkatnya pengemis di bulan Ramadhan tersebut, ada satu hal yang perlu diingat bahwa : Islam tidak pernah menganjurkan kita untuk menjadi peminta-minta. Jadi sekarang udah tau kan letak salahnya di mana?

Previous Post
Next Post

Hampir menjadi lulusan terbaik dari sebuah universitas terbuka, tapi sayangnya gagal karena ternyata dia ga lulus Ujian Nasional di sekolah. Meskipun ga jadi kuliah apalagi jadi lulusan terbaik universitas terbuka, tapi dia selalu terbuka kok kalo cuma untuk sekedar dimintai pendapat. PENDAPAT lho ya... bukan PENDAPATAN...

Related Posts